Candi Jabung .....
Hahh...dapet tugas tentang tempat pariwisata di Probolinggo... Hhmmm, banyak sebenarnya...tpi yg paling terkenal pastinya Gunung Bromo :D
Buuttt...aku mau memperkenalkan satu tmpat pariwisata yg mungkin belum terlalu terkenal sperti Gunung Bromo...tempat apakah ituuu?? :D
Langsung ajaaaa kita simaaakkk ....yyyuuukkk caaappcuuussss ^__^
Candi Jabung merupakan peninggalan purbakala di Probolingo dan
salah satu candi hindu peninggalan kerajaan Majapahit yang terletak di Desa
Jabung, Kecamatan Paiton.
Dalam kitab
Negarakertagama, pupuhXXXI diuraikan pada saat raja Hayam Wuruk mengadakan
perjalanan di daerah timur (tahun 1359) telah sampai di Kalayu berhenti untuk
mengadakan upacara persembahan (nyekar = yakni upacara penaburan bunga). Kalayu
adalah nama desa perdikan kasogatan, tempat candi makam sanak kandang Baginda
Raja. Penyekaran di makam dilakukan sangat hormat “memegat sigi” nama
penyekaran itu. Setelah selesai penyekaran, perjalanan diteruskan mengunjungi desa-desa
di sekitarnya dan bermalambeberapa malam. Kalayu ditinggalkan dan perjalanan
menuju ke Kutugan melalui Kebun Agung sampai Kambangrawi dan bermalam.
Tanah anugrah Sri Nata kepada Tumenggung Nala, candinya Budha menjulang tinggi sangat elok bentuknya. Paginya Baginda dan rombongan meneruskan perjalanan ke Kalses, B’rurang, Patunjungan, terus langsung melintasi Patentanan, Tarbu dan Lesan sampai di Pajarakan. Di samping itu dalam kitab Pararaton disebutkan bahwa di desa Sajabung terdapat bangunan suci yang diberi gelar abhiseka: Barajinaparamitapura. Bila diperhatikan dari urutan perjalanan dan nama-nama desa yang dilalui dan disinggahi maka bangunan suci tersebut kiranya dapat disamakan dengan Candi Jabung sekarang dan bersifat agama Budha.
ARSITEKTUR
Candi Jabung berdiri di sebidang
tanah berukuran 35 meter x 40 meter. Pemugaran secara fisik pada tahun
1983-1987, penataan lingkungan luasnya bertambah 20,042 meter persegi dan
terletak pada ketinggian 8 meter di atas permukaan air laut. Situs terdiri dari
dua bangunan utama yang terdiri atas satu bangunan besar dan yang satu bangunan
kecil dan biasa disebut "Candi Sudut". Yang menarik adalah material
bangunan candi yang tersusun dari batu bata merah berkualitas tinggi yang diukir
untuk membentuk relief. Bangunan terbuat dari batu bata dan ukuran candi Jabung adalah
panjang 13,13 meter, lebar 9,60 meter dan tinggi 16,20 meter. Candi Jabung
menghadap ke arah Barat, pada sisi barat menjorok ke depan, merupakan bekas
susunan tangga naik memasuki Candi. Disebelah Barat Daya halaman candi terdapat
bangunan candi kecil. Menara sudut di perkirakan penjuru pagar, fungsinya
sebagai pelengkap bangunan induk Candi Jabung. Candi Menara sudut terbuat dari
bahan batu bata, bangunan candi tersebut berukuran tiap-tiap sisi 2,55 meter,
tinggi 6 meter.
Arsitektur Candi Jabung sangat menarik, terdiri atas bagian batur, kaki, tubuh dan atap, pada bagian tubuh bentuknya bulat (silinder segi delapan ) berdiri di atas bagian kaki candi yang betingkat tiga berbentuk persegi. Sedangkan pada bagian atapnya dagoda (stupa) tetapi pada bagian puncak sudah runtuh dan atapnya berhias motif sulur-suluran. Di dalam bilik candi terdapat lapik arca, berdasarkan inskripsi pada gawang pintu masuk candi Jabung didirikan tahun 1276 saka (1354 Masehi) pada masa awal pemerintahan Raja Hayam Wuruk.
Detil ukiran kepala kala di atas gawang relung
BAGIAN-BAGIAN CANDI
Pada bangunan candi umumnya terdiri dari bagian soubasement,
bagian kaki candi, tubuh candi dan atap candi, demikian juga halnya yang
terdapat pada Candi Jabung. Ditinjau dari sudut arsitektur Candi Jabung sangat
menarik, karena bagian tubuhnya berbentuk bulat (silinder) yang berdiri diatas
bagian kaki candi yang bertingkat tiga berbentuk persegi. Sedangkan bagian
atapnya berbentuk stupa. Uraian singkat bagian demi bagian sebagai berikut :
1.
Bagian Soubasement
Bagian soubasement
Candi Jabung berukuran 13,11 m, lebar 9,8 m. Diatas bagian soubasement / dasar
candi terdapat selasar keliling yang sempit dan terdapat beberapa panil relief
yang belum diketahui secara pasti jalan ceritanya. Pada relief tersebut
menggambarkan kehidupan sehari-hari, antara lain :
Ø Seorang pertapa memakai surban berhadapan
dengan muridnya
Ø Dua orang lelaki yang sedang berada dekat
sumur, salah seorang sedang memegang tali rimba,
Ø Diantara panil-panil tersebut terdapat bidang
panil yang berbentuk bulan menonjol semacam medalion. Sayang sekali relief yang
terdapat dalam medalion tersebut sudah aus, sehingga sulit untuk diketahui,
Ø Terdapat pula relief / pahatan singa yang
sedang berhadapan muka dengan singa yang lain dan ekornya masing-masing
melengkung keatas menyerupai sulur daun. Disamping saling berhadapan singa
tersebut juga saling bertolak belakang.
2.
Bagian Kaki Candi
Pada dasarnya bentuk
fondasinya segi empat, hanya di bagian barat atau sisi depan terdapat bagian
yang menjorok ke luar sebagian fondasi atau bagian konstruksi yang mendukung
tangga naik. Keadaan sebelum dipugar di sisi sebelah timur atau belakang terdapat
lubang akibat tangan jahil manusia untuk mencari harta karun yang diperkirakan
disimpan di bagian tengah bawah candi.
Dari lubang tersebut
kita dapat mengetahui bahwa di bagian bawah tengah Candi Jabung terdapat sebuah
bilik berbentuk segi empat dengan ukuran 130 x 130 cm tanpa terdapat pintu
untuk memasukinya. Selama pemugaran berlangsung lubang sisi timur telah ditutup
kembali sesuai dengan keadaan semula.
Bagian kaki Candi
dibagi menjadi 2 (dua) kaki candi, dengan keadaan sebagai berikut :
Ø Bagian kaki candi tingkat pertama.
Bagian kaki candi
pertama dimulai dari lis di atas fondasi berbentuk agief dengan hiasan daun
padma, kemudian lis datar dengan ketinggian lebih kurang 60 cm. Diatas lis-lis
tersebut terdapat bidang panil yang terdiri dari 36 lapis batu merah atau
setinggi 2 m. Pada bidang panil dipahatkan motif medalion, bidang tegak dan
ornamen daun-daunan yang kesemuanya sudah tidak begitu jelas karena aus. Pada
bidang tegaknya umumnya dipahatkan lukisan manusia, binatang dan pohon-pohonan.
Ø Bagian candi tingkat kedua
Bagian kaki candi
tingkat kedua bentuknya hampir sama dengan bagian kaki tingkat pertama, yakni
dimulai hiasan daun padma dan lis datar. Di beberapa bagian terdapat bidang
vertical selebar 50 cm berisi ukuran kala dan ornamen daun-daunan.
3.
Bagian Tubuh Candi
Sebelum sampai ke
bagian tubuh candi masih terdapat bagian yang dinamakan bagian duduk tubuh.
Bagian duduk tubuh dimulai setelah bagian kaki candi tingkat kedua. Pada bagian
tubuh mulai tampak peralihan bentuk dari bagian kaki candi yang persegi menuju
kebagian tubuh candi yang bulat (silinder). Pada penampilan ketiga sisinya
(utara, timur dan selatan) masih tampak jelas bentuk persegi, tetapi pada
bagian sudut-sudutnya sudah berbentuk bulat. Pada bagian bulat di tengah-tengahnya
dipahatkan ragam hias kala dan sulur gelang di kanan-kirinya, tetapi bentuk
kala dari ketiga sudut tersebut bentuknya berbeda-beda, demikian juga halnya
ragam hias sulur bervariasi. Pada bagian penampil yang menjorok keluar terdapat
bidang-bidang panil berbentuk mendatar dan tegak. Bidang panil tegak terdapat
pada sudut-sudut dan tengah, sedangkan bidang panil mendatar terletak diantara
bidang panil tegak. Pada panil-panil di bagian duduk tubuh terdapat relief
manusia, rumah dan pohon-pohonan. Sebagian relief sudah tidak karena aus.
Setelah bagian duduk
tubuh candi kemudian diteruskan dengan bagian tubuh candi yang berbentuk bulat
(silinder). Sampai sekarang bagian tubuh candi masih kelihatan kuat / cukup
stabil dan dihiasi relief dan ukiran yang sangat indah serta halus pahatannya.
Di tengah-tengah bagian tubuh candi terdapat ban melingkar seperti ikat
pinggang selebar 14 lapis batu merah. Pada tiap-tiap penampil sisi utara, timur
dan selatan terdapat bagian yang menjorok keluar berbetuk pintu semu. Diatas
pintu semu dipahatkan bentuk kala yang diukir secara halus dan meriah. Dibagian
bawah dari ambang pintu berbentuk segi empat lebih menonjol keluar yang
ditengahnya dipahatkan kepala naga dan bila dirangkaikan disebut “kala naga”.
Pada penampilan sisi
barat lebih menonjol bilamana dibandingkan dengan penampil sisi-sisi lainnya.
Hal ini dikarenakan oleh adanya tangga naik / masuk menuju ke bilik candi yang
dihubungkan dengan pintu masuk. Pada kaki ambang pintu terdapat dua lis yang
terletak disebelah kanan dan kiri. Maka bagian atas bingkai pintu masuk
terdapat balok batu kali berwarna hitam dengan hiasan pahatn motif aroset yang
ditengah-tengahnya dipahatkan tulisan angka tahun Caka 1354 atau tahun 1354
Masehi. Angka tahun ini dapat dipakai sebagai bukti masa pembangunan Candi
Jabung. Diatas batu kali tersebut dahulunya terdapat bentuk kala seperti
terdapat pada penampilan sisi-sisi yang lain, namun sekarang sudah tidak dapat
dilihat karena rusak dimakan jaman.
Pada bagian tengah
tubuh candi, melalui pintu tersebut dapat melihat bilik candi. Bilik candi
berukuran 2,60 x 2,58 meter dan tingginya 5,52 meter yang dibagian atasnya
terdapat batu penutup cungkup yang berukir. Di dalam bilik candi terdapat altar
yang menempel pada dinding sebelah utara, timur dan selatan. Pada dinding
sebelah timur terdapat tanda kerusakan, sehingga hal ini memberikan petunjuk
kemungkinan semula di tempat itu diletakkan arca pemujaan.
4.
Bagian Atap Candi
Sebagian dari bagian atap candi sudah hilang. Dari sisa-sisa bagian atap candi kemungkinan besar puncaknya berbentuk stupa. Sekarang yang dapat kita lihat beberapa tingkat bingkai saja, terdiri dari lis-lis datar dan deretan bingkai-bingkai tegak, bertingkat-tingkat. Bagaimana bentuk dan beberapa tingginya atap belum diketahui, karena sebagian besar dan stupa atau puncak candi sudah hilang.
Disamping candi induk, masih terdapat sebuah candi yang disebut Candi Menara Sudut (Candi Sudut), karena memang letaknya disudut bagian pagar. Candi Menara Sudut terbuat dari batu merah sejenis dengan bahan yang dipakai pada Candi Induk. Bangunan candi menara sudut berukuran tiap-tiap sisi 2,55 meter dan ketinggian sekitar 6 meter. Pada sisi dinding timur dan utara terdapat bekas susunan tembok membujur ke timur dan ke utara, sedangkan di sisi barat dan selatan tidak terdapat tanda-tanda bekas tembok (polos, asli). Dengan data tersebut kemungkinan dahulu dikelilingi oleh pagar tembok dan candi menara sudut tersebut merupakan bangunan sudut pagar.
LINGKUNGAN SEKITAR
Candi ini berjarak hanya sekitar
5 km dari Kecamatan Kraksaan atau 500 meter sebelah tenggara kolam
renang Jabung Tirta yang berada di pinggir jalan raya Surabaya - Situbondo. Situs ini, sebagaimana umumnya
candi di Indonesia, diselaraskan dengan gunung. Jika dikaitkan dengan mata air
di sekitarnya, mungkin sekali sumber mata air di Desa Tamansari (Kraksaan) atau
di sekitar desa Taman-Petunjungan (Paiton) dahulu berperan dalam kegiatan
ritual di Candi Jabung. Di Desa Wangkal di Kecamatan Gading, ditemukan mata air
dengan batu bertulis, sehingga rupanya mata air ini juga merupakan petilasan penting.
Hal ini menjadi petunjuk adanya rangkaian ibadah antara Candi Kedaton di Kecamatan Tiris dengan candi ini.
0 komentar:
Posting Komentar